11.4. Permasalahan
Industrialisasi
Industri nasional selama ini lebih
menekankan pada industri berskala luas dan industri teknologi tinggi. Adanya
strategi ini mengakibatkan berkembangnya industri yang berbasis impor.
(1)
Industri-industri
tersebut sering terpukul oleh depresiasi mata uang rupiah yang tajam,
(2)
Penyebaran
industri belum merata karena masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Industri yang
hanya terkonsentrasi pada satu kawasan ini tentulah tidak sejalan dengan
kondisi geografis Indonesia yang menyebut dirinya sebagai negara kepulauan.
(3)
Lemahnya
kegiatan ekspor Indonesia yang tergantung pada kandungan impor bahan baku yang
tinggi, juga masih tingginya tingkat suku bunga pinjaman bank di Indonesia,
apalgi belum sepenuhnya Indonesia diterima di pasar internasional
(4)
Komposisi
komoditi ekspor Indonesia pada umumnya bukan merupakan komoditi yang berdaya
saing, melainkan karena berkaitan dengan tersedianya sumber daya alam - seperti
hasil perikanan, kopi, karet, dan kayu. tersedianya tenaga kerja yang murah –
seperti pada industri tekstil, alas kaki, dan barang elektronik
(5)
Komoditi
primer yang merupakan andalan ekspor Indonesia pada umumnya dalam bentuk bahan
mentah sehingga nilai tambah yang diperoleh sangat kecil. Misalnya Indonesia
mengekspor kayu dalam bentuk gelondongan, yang kemudian diimpor lagi dalam
bentuk mebel karena terbatasnya penguasaan desain dan teknologi.
(6)
Masih
relatif rendahnya kualitas sumber daya manusia. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
sistem pendidikan formal dan pola pelaksanaan pelatihan yang cebderung masih
bersifat umum dan kurang berorientasi pada perkembangan kebutuhan dunia usaha.
Selain itu, rendahnya kualitas sumber daya manusia akibat dari pola penyerapan
tenaga kerja di masa lalu yang masih mementingkan pada jumlah tenaga manusia
yang terserap. ketimbang kualitas tenaga manusianya.
No comments:
Post a Comment