Julukan “Little Asia” pun hinggap pada kota ini berkat keberagaman
etnis dan budaya yang terdapat di sini. Beragam jenis wisata terdapat,
mulai dari wisata sejarah, wisata religi, hingga wisata kuliner pun
tersaji lengkap di kota ini.
Kuil Shri Mariamman Medan
Terletak di Jalan Teuku Umar No. 18, Kuil Shri Mariamman Medan
merupakan kuil Hindu tertua di Kota Medan. Mulanya, pada tahun 1881,
para penduduk Tamil, India membangun kuil ini sebagai bentuk
penghormatan dan pemujaan kepada Dewi Kali. Kini, tak hanya sebagai
tempat ibadah saja, Kuil Shri Mariamman juga dijadikan destinasi wisata
religi oleh masyarakat.
Keunikan kuil ini terlihat dari arsitektur bangunannya yang bergaya
India. Para pengunjung dapat melihat bangunan kuil ini dikelilingi oleh
tembok setinggi 2,5 meter yang dilengkapi relief, ornamen, dan berbagai
patung lainnya.
Pada bagian dalam kuil, pengunjung dapat melihat Patung Trimurti yang
terdiri dari Patung Dewa Brahma, Patung Dewa Wisnu, dan juga Patung
Dewa Siwa. Kuil ini dibuka untuk umum pada jam-jam tertetu, yakni pukul
06.00 hingga pukul 12.00 dan dibuka kembali pada pukul 16.00 hingga
21.00.
Masjid Raya Medan
Masjid
Raya Medan atau yang dikenal juga sebagai Masjid Al-Mashun terletak di
pusat Kota Medan, tepatnya di Jalan Sisingamangaraja. Konon, masjid ini
dapat menampung hingga 1500 jamaah setiap harinya. Pembangunan masjid
ini diprakarsai oleh Sultan Makmun Al-Rasyid pada tahun 1906. Tak
sedikit masyarakat yang mengunjungi masjid ini untuk beribadah atau
sekadar berfoto di ikon Kota Medan ini.
Didesain oleh seorang Belanda bernama Dengimans, Masjid Raya Medan
dibangun dengan gaya Moorish dan memiliki perpaduan gaya arsitektur
Eropa dan Timur Tengah. Tak hanya itu, sentuhan India Mughal juga dapat
ditemui pengunjung pada piliar-pilar serta atap Masjd Raya ini.
Ornamen-ornamen khas Eropa pun terlihat jelas pada jendela mozaik
berukuran besar yang menghiasi masjid ini.
Graha Maria Annai Velangkanni
Bila
dilihat sepintas, tak ada yang menyangka bahwa bangunan ini adalah
sebuah gereja. Pasalnya, gereja katolik yang berada di Jalan Sakura III,
Tanjung Selamat, Medan ini memiliki ciri khas bangunan layaknya sebuah
kuil. Sentuhan khas India begitu kental terdapat pada gereja ini. Jemaat
gereja umumnya warga etnis Tamil yang ada di Kota Medan. Namun, gereja
ini terbuka untuk siapa saja.
Bangunan gereja ini berbentuk seperti candi dan terdiri
dari dua lantai. Pada lantai pertama, terdapat 14 jendela yang
menceritakan jalan salib. Sementara di lantai dua, pengunjung dapat
melihat patung Annai Velangkanni atau Maria dari Velangkanni beserta
putranya setinggi dua meter yang dibawa langsung dari India. Dengan
mengusung keaslian gaya arsitektur Indo-Mogul, gereja yang dibangun
mulai tahun 2001 ini dilengkapi relief, lukisan, dan ornament yang
menghiasi interior gereja ini.
Rumah Tjong A Fie
Medan
juga dikenal memiliki potensi wisata sejarah yang tinggi. Jika Anda
menyusuri Jalan Soekarno-Hatta dan Jalan Ahmad Yani di Kota Medan, Anda
dapat melihat dereta bangunan bersejarah yang dibangun pemerintah
kolonial. Namun, ada salah satu bangunan bergaya Tiongkok di Jalan Ahmad
Yani. Rumah Tjong A Fie dulunya merupakan sebuah rumah milik pengusaha
perkebunan kaya raya. Sejak 2009, bangunan yang juga memiliki sentuhan
Eropa dan Melayu ini mulai dibuka untuk umum.
Bangunan seluas 5.000 meter persegi ini memiliki puluhan ruangan.
Keunikan terdapat pada ruangan-ruangan dan pernak-pernik bangunan ini
yang sebagian besar masih asli seperti saat pertama kali dibangun pada
tahun 1895. Dengan tiket seharga Rp 35.000, pengunjung dapat berkeliling
dipandu oleh pemandu wisata yang akan menjelaskan sejarah tentang
saudagar kaya Tjong A Fie sembari menikmati nuansa etnik pada bangunan,
seperti yang terdapat pada kusen, lantai, dan juga perabot.
No comments:
Post a Comment