JAKARTA - Kebijakan
pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menaikkan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) bersubsidi merupakan akal-akalannya untuk penggelembungan
proyek-proyek di DPR.
Demikian disampaikan
Politisi Senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Effendi Simbolon
saat ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, (15/11/2014).
"Kebijakan itu kan
banyak mendapat penolakan rakyat, karena dianggap lebih menyiksa mereka, nah
ini malah dinaikkan, akal-akalan itu untuk penggelembungan proyek-proyek di DPR
dan mendapatkan komisi yang banyak," cetusnya.
Menurut Effendi,
peraturan yang berlaku selama ini kuota subsidi BBM ditentukan oleh DPR dan
kenaikan harga ditetapkan oleh pemerintah. Celah ini disebutnya sebagai kondisi
yang sarat kepentingan.
"Di sadari atau
tidak, hal ini sangat berpotensi menimbulkan kepentingan-kepentingan bagi pihak-pihak
yang terlibat, saya lebih memilih menolak, tegas saya katakan," ucapnya.
Ia menilai, suara
politik di DPR sering terbelah dua dalam menyikapi kebijakan kenaikan BBM.
Meski ini hal yang wajar dari tahun ke tahun, namun Effendi berharap hal serupa
seharusnya dapat di minimalisasikan karena rakyat Indonesia butuh pemerintah
yang dewasa, dalam arti, lanjut Effendi, dapat secara dewasa
mempertimbangkannya.
"Kebanyakan kita
kan selalu sulit redam urat, inginnya saya marilah kita duduk bersama, ini demi
kemaslahatan rakyat Indonesia kedepan, Presiden harus menjalankan fungsinya
dengan benar," tukasnya.
Lebih lanjut Effendi
menerangkan, masalah lain juga terletak pada dualisme di DPR saat ini menganut
faham yang bersebrangan. Pertama, anggota DPR yang mengambil kebijakan
berdasarkan konstitusi dan Undang-undang Dasar 1945. Kedua, anggota DPR yang
berorientasi pada projek pembangunan. "Keduanya saling adu kuat,"
pungkasnya.
Winda Eka Riyani - Okezone
http://economy.okezone.com/read/2014/11/15/19/1065966/kenaikan-bbm-akan-timbulkan-kepentingan-di-dpr
No comments:
Post a Comment