BANDUNG - Pemerintahan
Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) akan membangun pembangkit listrik sebesar
35 ribu MW dalam lima tahun. Pembangunan ini selain untuk mengejar
ketertinggalan, namun untuk mencapai rasio elektrifikasi 100 persen atau
sambungan listrik yang menjangkau seluruh masyarakat Indonesia.
Tercatat saat ini baru
81 persen rasio elektrifikasi, sedangkan sisanya belum mendapatkan kebutuhan
listrik.
Menurut Dedy, untuk
mencapai rasio elektrifikasi 100 persen agak sulit, hal ni dikarenakan geografis
wilayah Indonesia yang berbeda, terlebih lagi yang paling sulit adalah wilayah
pegunungan.
"Kan banyak itu,
wilayah yang pelosok-pelosok, pegunungan susah bangun pembangkit disitu,"
kata Dedy di Bandung, Sabtu (15/11/2014).
Selain itu dijelaskan
Dedy, berkaca pada kondisi di negara maju seperti Amerika Serikat saja belum
mampu mencapai rasio elektrifikasi secara penuh 100 persen.
"Kementerian ESDM
dan PLN enggak menyanggupi 100 persen. Mereka hanya sanggup mengejar 96,5
persen. Enggak mampu kalau sebesar itu," tegasnya.
Menurutnya, saat ini
produksi atau konsumsi listrik di Indonesia baru 220 megawatt atau 843 kilowatt
hour (Kwh) per kapita. Sementara di AS telah menembus angka 40 ribu Kwh per
kapita.
"Negara ini
semakin maju, kebutuhan listrik Kwh per kapita nya akan makin tinggi,"
pungkasnya.
Dani Jumadil Akhir - Okezone
http://economy.okezone.com/read/2014/11/15/19/1065959/bappenas-sulit-mencapai-rasio-elektrifikasi-100
No comments:
Post a Comment